MTS TERPADU AR-ROIHAN LAWANG LUNCURKAN KURIKULUM LITERASI DIGITAL
Madrasah Tsanawiyah Terpadu Ar-Roihan Lawang meluncurkan Kurikulum Literasi Digital bagi siswa pada Rabu (24/8). Kurikulum literasi digital ini nantinya akan diintegrasikan pada mata pelajaran yang diajarkan di MTs. Terpadu Ar-Roihan Lawang dan juga dijadikan project profil pelajar Pancasila karena terdapat project yang bisa dikerjakan oleh siswa.
Seperti diketahui
bahwa siswa yang melek digital sangat besar di Indonesia. Bahkan pengguna media
digital dan internet berdasarkan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia
(APJII) menyebutkan angka 99,16% pada pengguna dengan rentang usia 13-18 tahun.
Ini berarti siswa setingkat madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah adalah
konsumen internet yang besar.
Oleh karena itu MTs.
Terpadu Ar-Roihan Lawang menyusun kurikulum literasi digital sebagai bekal bagi
siswa untuk berliterasi digital yang
aman dan nyaman. Meskipun sudah banyak sosialisasi tentang kurikulum
literasi digital, namun teknis perencanaan pembelajaran hingga implementasinya
masih jarang dilakukan di madrasah. Kurikulum literasi digital di MTs. Terpadu
Ar-Roihan Lawang ini sendiri terdiri dari 5 unit tema pembelajaran yaitu: 1).
Saring Dulu, Jangan Asal Sharing, 2).
Waspada Kejahatan Dunia Maya, 3). Santun Bersosial Media, 4). Jaga Privasimu,
5). Ayo Buat Konten Kreatif yang Positif.
Menurut Kepala MTs.
Terpadu Ar-Roihan Lawang yang menyusun modul kurikulum ini menyatakan bahwa fokus
dari kurikulum ini adalah perspektif Islam (Al-Quran dan Hadits) dalam
memandang masalah digital dan internet,
literasi informasi (information
literacy), kesantunan (good manners) di media sosial, keterampilan
belajar (learning skill), dan kolaborasi (collaboration).
Lebih jauh, Kepala
MTs Terpadu Ar-Roihan Lawang menyatakan bahwa implementasi pembelajaran
kurikulum literasi digital ini bukan hanya sebatas informasi dan pemahaman
saja, tetapi juga dapat dipraktikkan di dunia maya bagi para siswa. Masalah
berita bohong (hoax), cyberbullying, dan juga cybercrime (kejahatan siber) masih
menjadi keprihatinan di dunia maya yang patut diwaspadai hingga saat ini. Jadi kurikulum literasi
digital ini diharapkan mampu menjadi panduan dan kontrol bagi guru dan siswa
untuk dapat berliterasi digital dengan sehat, aman, dan bermanfaat.
Comments
Post a Comment