Master Ar-Roihan Lakukan Survey untuk Evaluasi dan Kebijakan Pembelajaran Daring
Madrasah Tsanawiyah Terpadu Ar-Roihan melakukan survey pada siswa (24/7) untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran daring/online, utamanya aplikasi Elearning madrasah yang mereka gunakan setiap hari.
Seperti diketahui bahwa selama pandemi covid-19, Master Ar-Roihan Lawang masih menetapkan pembelajaran daring dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan seluruh warga madrasah. Meski Satgas Penanggulangan covid-19 Kabupaten Malang menyatakan bahwa Kecamatan Lawang dan sekitarnya yang mulanya ditandai dengan zona merah, kini sudah menjadi zona oranye pada akhir Juli 2020, namun daring masih diberlakukan di madrasah ini. Oleh karenanya, dari awal tahun ajaran baru hingga dua minggu sesudahnya, siswa masih menggunakan pembelajaran daring dan kini saatnya mereka disurvey untuk mengetahui tentang pelaksanaan daring dengan aplikasi elearning madrasah.
Data hasil temuan survey penggunaan daring pada siswa Master Ar-Roihan Lawang ini berguna sebagai acuan evaluasi dan kebijakan Master Ar-Roihan Lawang pada pembelajaran daring di masa-masa mendatang.
Sebanyak 83% responden dari seluruh jumlah siswa Master Ar-Roihan Lawang pada tahun ajaran 2020/2021 mengikuti survey ini. Sejumlah 13 pertanyaan diberikan dengan model jawaban tertutup untuk dijawab oleh siswa. Dan hasilnya dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
Berdasarkan data survey, sebanyak 71,2% siswa memiliki perangkat gawai pribadi/sendiri sedangkan 0% yang tidak mempunyai gawai. Ini bisa disimpulkan bahwa semua siswa dapat belajar daring meski bisa jadi yang 25,4% harus bergantian dengan orang tua dan 3,4% yang bergantian dengan saudara.
Sebanyak 88,1% responden menggunakan HP/smartphone dalam belajar daring, 10,2% menggunakan laptop, dan 1,7% menggunakan tablet. Penyesuaian tampilan pada smartphone harus juga diketahui oleh guru yang menggunakan laptop supaya kesulitan siswa saat melihat tampilan di HP dapat juga dipahami oleh guru.
Responden sebanyak 49,2% menjawab bahwa jaringan internet di rumahnya biasa saja, 35,6% menjawab bagus, dan 15,3% menjawab buruk. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran daring masih efektif pada hampir semua responden, meski yang 15% tetap mendapat perhatian untuk tetap bisa mengikuti pembelajaran meski tidak harus dilakukan pada jam belajar saat itu juga.
Pada pertanyaan durasi jam pembelajaran daring sebanyak 57,6% atau separuh lebih responden menyatakan sudah sesuai, sedangkan 22% menyatakan terlalu sedikit, sedangkan 20,3% menyatakan terlalu panjang.
Demikian keputusan yang dibuat Master Ar-Roihan Lawang dalam menyikapi hasil survey pelaksanaan pembelajaran daring.
Seperti diketahui bahwa selama pandemi covid-19, Master Ar-Roihan Lawang masih menetapkan pembelajaran daring dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan seluruh warga madrasah. Meski Satgas Penanggulangan covid-19 Kabupaten Malang menyatakan bahwa Kecamatan Lawang dan sekitarnya yang mulanya ditandai dengan zona merah, kini sudah menjadi zona oranye pada akhir Juli 2020, namun daring masih diberlakukan di madrasah ini. Oleh karenanya, dari awal tahun ajaran baru hingga dua minggu sesudahnya, siswa masih menggunakan pembelajaran daring dan kini saatnya mereka disurvey untuk mengetahui tentang pelaksanaan daring dengan aplikasi elearning madrasah.
Data hasil temuan survey penggunaan daring pada siswa Master Ar-Roihan Lawang ini berguna sebagai acuan evaluasi dan kebijakan Master Ar-Roihan Lawang pada pembelajaran daring di masa-masa mendatang.
Sebanyak 83% responden dari seluruh jumlah siswa Master Ar-Roihan Lawang pada tahun ajaran 2020/2021 mengikuti survey ini. Sejumlah 13 pertanyaan diberikan dengan model jawaban tertutup untuk dijawab oleh siswa. Dan hasilnya dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
Berdasarkan data survey, sebanyak 71,2% siswa memiliki perangkat gawai pribadi/sendiri sedangkan 0% yang tidak mempunyai gawai. Ini bisa disimpulkan bahwa semua siswa dapat belajar daring meski bisa jadi yang 25,4% harus bergantian dengan orang tua dan 3,4% yang bergantian dengan saudara.
Sebanyak 88,1% responden menggunakan HP/smartphone dalam belajar daring, 10,2% menggunakan laptop, dan 1,7% menggunakan tablet. Penyesuaian tampilan pada smartphone harus juga diketahui oleh guru yang menggunakan laptop supaya kesulitan siswa saat melihat tampilan di HP dapat juga dipahami oleh guru.
Responden sebanyak 49,2% menjawab bahwa jaringan internet di rumahnya biasa saja, 35,6% menjawab bagus, dan 15,3% menjawab buruk. Hal ini menandakan bahwa pembelajaran daring masih efektif pada hampir semua responden, meski yang 15% tetap mendapat perhatian untuk tetap bisa mengikuti pembelajaran meski tidak harus dilakukan pada jam belajar saat itu juga.
Pada pertanyaan durasi jam pembelajaran daring sebanyak 57,6% atau separuh lebih responden menyatakan sudah sesuai, sedangkan 22% menyatakan terlalu sedikit, sedangkan 20,3% menyatakan terlalu panjang.
Ada inkonsistensi jawaban dalam pertanyaan ini, karena pada saat responden menjawab sudah sesuai dengan jam pelajaran di Master Ar-Roihan sebanyak 6 jam dari pukul 08.30-13.30 WIB, ternyata di pertanyaan ini sebanyak 48,7% menyatakan waktu belajar yang diperlukan dalam sehari, sebanyak 27% menyatakan ingin belajar sebanyak 5 jam, dan 32% ingin durasinya tetap selama 6 jam per hari.
Absensi elearning masih ingin dijadwal sesuai jam pelajaran pada hari itu, yakni sebanyak 61%, sedangkan sisanya 39% ingin absesn disesuaikan dengan kondisi mereka saat bisa daring.
Untuk login ke aplikasi Elearning madrasah, sebanyak 93,2% menyatakan mudah, sedangkan sisanya menyatakan masih kesulitan.
Jenis bahan ajar yang diinginkan oleh siswa adalah video/youtube sebanyak 55%, sedang 33% menyukai bentuk text, dan sisanya memilih power point.
Tugas yang diberikan oleh guru dirasa siswa terlalu banyak dengan responden sebanyak 52.5% yang menjawab, sedang 47.5% merasa sudah cukup, dan tidak ada yang menjawab tugas yang diberikan sedikit.
Meskipun menganggap bahwa tugas yang diberikan banyak, tetapi sebanyak 66% menjawab bahwa tugas yang diberikan cukup bisa dipahami, hanya 27% yang menyatakan susah dipahami, sedangkan 1,8% menyatakan mudah memahami tugas yang diberikan oleh guru.
Di luar dugaan, sebanyak 59,3% responden menyatakan mudah untuk mengunggah/upload tugas lewat elearning, sedangkan sisanya 40,7% menyatakan susah. Padahal beberapa siswa sebelumnya mengeluhkan tentang cara unggah/upload tugas yang agak ribet melalui elearning madrasah.
Jawaban menarik lainnya adalah pertanyaan secara umum mengenai elearning madrasah, sebanyak 74,5% responden menyatakan lama-lama bisa karena terbiasa menggunakan elearning, 8,5% menyatakan makin lama makin susah mengoperasikan elearning, begitu juga 8,5% yang menyatakan bahwa sampai sekarang masih kesulitan mengoperasikan, dan hanya 1% yang menyatakan bahwa elearning mudah dioperasikan sejak pertama menggunakannya.
Sebagai pendamping elearning sebagai aplikasi pembelajaran, sebanyak 50,8% menginginkan aplikasi WA, 18,6% memilih google classroom, 13,6% memilih zoom, 10,2% memilih survey, dan sisanya memilih google form.
Berdasarkan data hasil survey pelaksanaan pembelajaran daring yang sudah dianalisis, maka Tim Kurikulum dan Kepala Master Ar-Roihan menetapkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran daring/online masih akan tetap diberlakukan pada bulan Agustus dengan pertimbangan: a). Seluruh siswa dapat mengakses internet dengan gawai masing-masing karena tidak ada satu pun responden yang menyatakan tidak punya gawai, meski 25,4% harus bergantian dengan orang tua dan 3,4% atau 1 siswa yang harus bergantian dengan saudara, b). Jaringan internet di rumah masing-masing stabil walau 15,3% menyatakan jaringan internet yang buruk.
2. Durasi waktu belajar daring akan dikurangi menjadi 4 jam (07.30-11.30 WIB) dari data sebanyak 52% siswa menjawab waktu yang diperlukan untuk daring adalah 4 jam.
3. Aplikasi Elearning masih tetap diberlakukan, 93% responden menyatakan mudah untuk login, 59.3% mudah mengunggah/upload tugas, dan secara umum 74.5% menyatakan lama-lama bisa dan terbiasa menggunakan Elearning madrasah, 50% responden masih ingin pendampingan aplikasi WA sebagai pembelajaran daring. Absensi tetap setuju dilakukan pada jam pelajaran (61% responden), sementara bagi yang hanya bisa daring pada sore atau malam hari masih diperkenankan untuk absen pada waktu tersebut. Bahan ajar yang disukai adalah video/yotube sebanyak 55% responden.
4. Tugas yang diberikan guru secara tertulis harus dikurangi, karena 52.5% responden menjawab terlalu banyak tugas. Jadi bila hari ini guru memberikan materi/bahan ajar maka hari berikutnya baru boleh memberikan tugas tertulis supaya tidak berlebihan beban siswa. Sedangkan menurut 66% responden menyatakan bahwa tugas guru cukup bisa dipahami oleh siswa.
Comments
Post a Comment